Suasana
Mapolsek Muara Rupit yang berada di Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas,
Sumatera Selatan, Rabu (1/5/2013). Puing sisa mobil dan bangunan kantor
Mapolsek yang dibakar pasca penembakan menjadi tempat bermain anak-anak dan
tontonan warga sekitar yang melewati tempat ini.
MURATARA-JEJAKKAS.COM - Kapolres Musi Rawas AKBP Chaidir membantah adanya
salah tembak. Menurutnya, kakak beradik Syaiful dan Herlika terlibat dalam
beberapa kasus pencurian dengan tindak kekerasan (curat) yang dilakukan di
Jalur Lintas Sumatera (Jalinsum).
Petugas memiliki bukti berdasarkan keterangan
korban."Salah satu korban mengenal pelaku dan namanya, banyak kasus lain
yang melibatkan kedua pelaku," kata Chaidir, Rabu(3/7/2013).
Wakapolri Komjen Pol Nanan
Soekarna di Jakarta mempersilahkan semua pihak yang menuding ada
pelanggaran HAM dalam penembakan tersebut, untuk mengusut dan membuktikannya.
"Silahkan saja diusut, kita terbuka.
Kepolisian tidak ada niat ngeles (mencari-cari alasan)," kata Wakapolri
Nanan Sukarna di Mabes Polri, Jakarta.
Nanan mengatakan, setiap anggota Polri
bertanggungjawab terhadap tindakan yang dilakukannya dalam menegakkan hukum.
Termasuk tindakan pemukulan bahkan menembak tersangka, bila memang kondisi di
lapangan dinilai perlu untuk bertindak demikian.
Nanan juga menyayangkan pembakaran Mapolsek
Rupit dan Ulu yang seharusnya tidak terjadi. Namun Nanan memahami emosi warga
karena dimulai adanya kabar petugas kepolisian asal tembak terhadap seorang
warga sekitar.
Akan tetapi, ada baiknya segala kealpaan petugas polisi tak lantas dibalas
sikap main hukum sendiri.
"Pada dasarnya seorang polisi menembak
itu karena harus bertindak tegas, artinya dia hanya menjalankan tugas. Bila
ternyata ada fakta lain di luar itu (yang menyebabkan polisi menembak) yang
serahkan pada kami biar Polri yang usut," ujar Nanan.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Saud Usman Nasution
menegaskan, pihaknya segera memeriksa dan mengevaluasi prosedur penegakan hukum
terkait tewasnya Herlika alias Heri.
Kepala Bagian Penerangan Satuan Polri, Kombes
Rana S Permana menjelaskan, saat penangkapan, tim gabungan Polres dan Polsek
setempat mendapat perlawanan dari pelaku. Menurutnya, pelaku adalah residivis.
Ketika awal penangkapan, aparat masih memberi peringatan. Namun, karena masih
melawan dengan tembakan senjata rakitan, Heri pun dibalas tembak yang mengenai
lengan dan jantung.
Untuk diketahui, Kerusuhan kembali pecah di
Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara). Dua Mapolsek di Kabupaten ini hangus
dibakar massa.
Kejadian berawal saat tim polisi mengejar
kawanan perampok yang meresahkan warga sekitar. Ketika tiba di Desa Karang
Anyar, polisi melepaskan tembakan dan merenggut nyawa warga bernama Erlika.
Mengetahui Erlika tewas ditembak polisi, warga marah.
Dalam tempo cepat mereka berkumpul lalu
bergerak menuju Mapolsek menggunakan motor dan mobil. Sekitar 20 menit tiba di
tempat yang dituju, halaman Mapolsek Rupit, warga langsung bertindak secara
beringas. Jeriken berisi minyak tanah langsung disiramkan ke semua sudut
Mapolsek, lalu disulut api.
Aksi ini tak terkendali, karena mereka gusar
tak ditemui seorang pun anggota Polsek maupun Kapolsek Rupit. Kapolsek dan
anggotanya lebih dulu menyelamatkan diri atas bantuan warga sekitar.
Puas membakar Mapolsek Rupit, massa yang
masih marah bergerak ke Mapolsek Rawas Ulu, jaraknya sekitar 30 menit
perjalanan motor dari Mapolsek Rupit. Aksi serupa tak terhindarkan lagi, warga
membakar Mapolsek Rawas Ulu hingga jadi arang.
Melihat dua Mapolsek tinggal arang, massa
kembali menuju kampung halamannya, Desa Karang Anyar. Suasana di wilayah
Muratara masih mencekam, apalagi sebagian massa memblokir akses Jalinsum.
Aanarkisme massa ini bak mengulang aksi dan target yang sama, April 2013 lalu.
Alamat Kantor Redaksi Pusat Jejak
Kasus: Jalan raya kemantren 82- Terusan- Gedeg- Mojokerto- Jatim, Hotline.
082141523999. www.jejakkasus.info