Rabu, 10 Juli 2013

Kapolres: Pembalap Liar, Cermin Buruk Kerukunan Kita



Kapolres: Pembalap Liar, Cermin Buruk Kerukunan Kita

Manado – Jejak Kasus- Pelaksanaan ibadah puasa bagi umat Islam di kota Manado memang ”sedikit” berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia. Hal ini salah satunya bisa dilihat melalui aktvitas dari kelompok remaja dan pemuda yang doyan melakukan balap liar dengan mengendarai motor yang telah dimodifikasi.

Kondisi tersebut ditanggapi Kapolresta Manado, Amran Ampulembang yang disampaikannya melalui Kabag Humas Polresta Manado, Ruswan. Menurut Kapolresta Manado, perayaan ibadah puasa bagi umat Islam di kota Manado harus didukung semua kalangan, terutama umat Islam sendiri.

”Telah kami amankan gerombolan pembalap liar pagi tadi, ternyata yang melakukan pembalapan liar adalah mereka para remaja dan pemuda yang baru selesai melakukan sahur dan langsung berkonvoy dengan cara balap motor. Yang mengganggunya lagi kenalpot motor yang mereka kendarai telah mereka cun atau dimodivikasi, sehingga bunyi kenalpon makin mengganggu masyarakat tentunya, apalagi bila balap dilakukan saat umat muslim sedang menjalankan sholat Subuh, ini juga merupakan cermin buruk bagi kerukunan kita,” ungkap Ruswan.

Ditambahkannya lagi dengan memberikan himbauan agar kejadian tersebut tidak perlu terjadi dibulan ramadhan kali ini. Kata Kabag Humas terkait dengan sanksi tegas yang bakal diberikan pihak kepolisian kepada para pembalap liar jika ditemukan melakukan pembalapan. ”Kami harapkan agar kejadian serupa tidak perlu terjadi, bila nanti kami temukan lagi, maka sudah tentu akan ada sanksi tegas kami diberikan, kami berkomitmen bakal menertibkan pembalapan liar seperti ini,” ucap Ruswan menutup


Selengkapnya di www.jejakkasus.info

Rabu, 03 Juli 2013

Polisi Polres Musi Bantah Lakukan Salah Tembak-Jejakkasus.com




Suasana Mapolsek Muara Rupit yang berada di Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, Rabu (1/5/2013). Puing sisa mobil dan bangunan kantor Mapolsek yang dibakar pasca penembakan menjadi tempat bermain anak-anak dan tontonan warga sekitar yang melewati tempat ini.

MURATARA-JEJAKKAS.COM - Kapolres Musi Rawas AKBP Chaidir membantah adanya salah tembak. Menurutnya, kakak beradik Syaiful dan Herlika terlibat dalam beberapa kasus pencurian dengan tindak kekerasan (curat) yang dilakukan di Jalur Lintas Sumatera (Jalinsum). 
Petugas memiliki bukti berdasarkan keterangan korban."Salah satu korban mengenal pelaku dan namanya, banyak kasus lain yang melibatkan kedua pelaku," kata Chaidir, Rabu(3/7/2013). 

Wakapolri Komjen Pol Nanan Soekarna di Jakarta  mempersilahkan semua pihak yang menuding ada pelanggaran HAM dalam penembakan tersebut, untuk mengusut dan membuktikannya.
"Silahkan saja diusut, kita terbuka. Kepolisian tidak ada niat ngeles (mencari-cari alasan)," kata Wakapolri Nanan Sukarna di Mabes Polri, Jakarta. 

Nanan mengatakan, setiap anggota Polri bertanggungjawab terhadap tindakan yang dilakukannya dalam menegakkan hukum. Termasuk tindakan pemukulan bahkan menembak tersangka, bila memang kondisi di lapangan dinilai perlu untuk bertindak demikian.

Nanan juga menyayangkan pembakaran Mapolsek Rupit dan Ulu yang seharusnya tidak terjadi. Namun Nanan memahami emosi warga karena dimulai adanya kabar petugas kepolisian asal tembak terhadap seorang warga sekitar.
Akan tetapi, ada baiknya segala kealpaan petugas polisi tak lantas dibalas sikap main hukum sendiri.

"Pada dasarnya seorang polisi menembak itu karena harus bertindak tegas, artinya dia hanya menjalankan tugas. Bila ternyata ada fakta lain di luar itu (yang menyebabkan polisi menembak) yang serahkan pada kami biar Polri yang usut," ujar Nanan.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Saud Usman Nasution menegaskan, pihaknya segera memeriksa dan mengevaluasi prosedur penegakan hukum terkait tewasnya Herlika alias Heri.
Kepala Bagian Penerangan Satuan Polri, Kombes Rana S Permana menjelaskan, saat penangkapan, tim gabungan Polres dan Polsek setempat mendapat perlawanan dari pelaku. Menurutnya, pelaku adalah residivis. Ketika awal penangkapan, aparat masih memberi peringatan. Namun, karena masih melawan dengan tembakan senjata rakitan, Heri pun dibalas tembak yang mengenai lengan dan jantung.

Untuk diketahui, Kerusuhan kembali pecah di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara). Dua Mapolsek di Kabupaten ini hangus dibakar massa.

Kejadian berawal saat tim polisi mengejar kawanan perampok yang meresahkan warga sekitar. Ketika tiba di Desa Karang Anyar, polisi melepaskan tembakan dan merenggut nyawa warga bernama Erlika. Mengetahui Erlika tewas ditembak polisi, warga marah.

Dalam tempo cepat mereka berkumpul lalu bergerak menuju Mapolsek menggunakan motor dan mobil. Sekitar 20 menit tiba di tempat yang dituju, halaman Mapolsek Rupit, warga langsung bertindak secara beringas. Jeriken berisi minyak tanah langsung disiramkan ke semua sudut Mapolsek, lalu disulut api.

Aksi ini tak terkendali, karena mereka gusar tak ditemui seorang pun anggota Polsek maupun Kapolsek Rupit. Kapolsek dan anggotanya lebih dulu menyelamatkan diri atas bantuan warga sekitar.
Puas membakar Mapolsek Rupit, massa yang masih marah bergerak ke Mapolsek Rawas Ulu, jaraknya sekitar 30 menit perjalanan motor dari Mapolsek Rupit. Aksi serupa tak terhindarkan lagi, warga membakar Mapolsek Rawas Ulu hingga jadi arang.

Melihat dua Mapolsek tinggal arang, massa kembali menuju kampung halamannya, Desa Karang Anyar. Suasana di wilayah Muratara masih mencekam, apalagi sebagian massa memblokir akses Jalinsum. Aanarkisme massa ini bak mengulang aksi dan target yang sama, April 2013 lalu.

Alamat Kantor Redaksi Pusat Jejak Kasus: Jalan raya kemantren 82- Terusan- Gedeg- Mojokerto- Jatim, Hotline. 082141523999. www.jejakkasus.info